“ MAKALAH SURAT AL KAUTSAR ”
Disusun Oleh:
Nama : Susi Lestari
NIM : 2115r1091
Jurusan : Teknik Informatika
Prodi : Agama
Dosen Pengampu:
Septia Lutfi
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN
DAN ILMU KOMPUTER
HIMSYA
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ
innaa a'thaynaaka alkawtsara
[108:1] Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni'mat yang banyak.
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
fashalli lirabbika wainhar
[108:2] Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berqurbanlah
inna syaani-aka huwa al-abtaru
[108:3] Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus
Surat ini diturunkan sebagai jawaban
terhadap tuduhan bahwa keturunan Rasulallah S.a.w terputus. Jadi, yang dimaksud
kalimat “Nikmat yang banyak” dalam ayat itu adalah Rasulallah
S.a.w memiliki keturunan yang banyak dan baik, melalui pernikahan antara Siti
Fathimah Az-Zahra’ dan Sayyidina Ali bin Abi Thalib K.w. Kebanyakan dari
keturunan Siti Fathimah ini menjadi para Imam yang memberi petunjuk
masalah-masalah yang berkaitan dengan ketaatan kepada Allah S.w.t dan
keridhaan-Nya.
Adapun yang dimaksud kalimat “Orang yang membencimu dialah yang terputus” dalam
ayat itu adalah orang yang beranggapan bahwa Rasulallah S.a.w tidak memiliki
keturunan!. Tafsir seperti ini dapat anda baca diantaranya dalam kitab-kitab
berikut:
Tafsir Fathul Qadir, oleh Asy-Syaukani, jilid
30, halaman 504 ; Tafsir Gharaibul Qur’an (catatan pinggir) Majma’ul Bayan,
jilid 30, halaman 175 ; Tafsir Majma’ul Bayan, oleh Ath-Thabrasi, jilid 30,
halaman 206, cet. Darul Fikr, Beirut ; Nurul Abshar, oleh Asy-Syablanji,
halaman 52, cet. Darul Fikr, tahun 1979 Miladiyah ; Al-Manaqib, oleh
Syahraasyub, jilid 3, halaman 127.
Surat Al-Kautsar ini diturunkan di
Makkah dan merupakan surat ke-14 dalam turunnya wahyu serta surat ke-108 dalam
urutan mushaf. ‘Al-Kautsar’ menurut arti kata
berasal dari akar kata yang sama dengan ‘Katsir’ yang
berarti ’Banyak’. Jadi Al-Kautsar berarti
sesuatu nikmat yang banyak. Namun
demikian, ulama berbeda pendapat dalam mengartikan “Al-Kautsar” pada surat ini:
Pendapat pertama: Sebagian berpegang pada hadits Nabi
S.a.w dari Anas bin Malik (HR Muslim dan Ahmad) yang menceritakan ‘Al-Kautsar’ sebagai sebuah nama telaga yang ada di surga yang
dianugerahkan oleh Allah kepada Nabi S.a.w. Pendapat tentang Al-Kautsar
ini ditolak oleh Muhammad Abduh, yakni dianggap bukan
sebagai penjelasan terhadap surat Al-Kautsar.
Pendapat kedua: Sebagian lagi berpegang sejarah pada
hadits lainnya mengenai ejekan ‘Abtar’yang
berarti ‘terputus keturunan’. Sehingga Al-Kautsar berarti Allah
menganugerahkan keturunan yang banyak kepada Rasulallah S.a.w. Pendapat kedua
ini merupakan pendapat yang paling banyak dipercaya oleh para ulama ahli
tafsir, antara lain, Imam Suyuthi dalam bukunya Asbab
Annuzul serta Addur Al-Mantsur serta
ulama pakar tafsir lainnya seperti Al-Alusy, Al-Qasimy, Al-Jamal, Abu Hayyan,
Muhammad Abduh, Thabathabai, dan lain lain.
Pendapat ketiga: Sebagian lagi menganggap bahwa
Al-Kautsar berarti keduanya yaitu nikmat Allah yang banyak yang
diberikan kepada Nabi Muhammad S.a.w, salah satunya berupaketurunan yang banyak serta telaga di surga serta nikmat-nikmat lainnya.
Sejarah meriwayatkan juga waktu putra
Beliau S.a.w yang terakhir wafat dan belum sempat memiliki keturunan, sedangkan
saat itu Nabi S.a.w serta Khadijah R.a dalam usia yang telah cukup tua. Waktu
Sayyidatuna Khadijah sedang hamil, semua orang menunggu apakah Khadijah akan
memberikan seorang anak lelaki atau perempuan. Ketika ternyata Khadijah
melahirkan seorang puteri (yang kemudian diberi nama Fatimah Az-Zahra) maka
orang-orang Quraisy bersorak dan mengatakan bahwa Muhammad “Abtar”. Kata-kata Abtar ini adalah ejekan yang diberikan kepadaorang yang terputus keturunannya.
Pendapat terbanyak dari ahli tafsir
mengenai sebab-sebab turunnya surat Al-Kautsar ialah bahwa Allah S.w.t
memberikan nikmat kepada Nabi S.a.w berupa keturunan yang sangat banyak,
sehingga jika riwayat dari berbagai pakar tafsir ini disepakati, maka itu
berarti Al-Qur’an telah menggaris bawahi sejak dini tentang
akan berlanjutnya keturunan Nabi Muhammad S.a.w, dan bakal banyak dan
tersebarnya mereka itu.
Allah menurunkan wahyu kepada Nabi
Muhammad S.a.w berupa surat Al-Kautsar ini menunjukkan bahwa Allah S.w.t
sesungguhnya telah memberikan nikmat yang banyak dengan kelahiran sayyidah
Fathimah R.a. tersebut. Bahwa Rasulallah S.a.w tidaklah “Abtar” bahkan dari rahim Siti Fathimah R.a akan
lahir keturunan yang banyak. Selanjutnya dalam ayat tersebut Rasulallah S.a.w
diperintahkan untuk bershalat dan berqurban (aqiqah sebagai wujud rasa
syukurnya). Dan pada ayat yang ketiga disebutkan bahwa musuh-musuh Rasulallah
yang mengejek itulah yang kemudian 'diejek' oleh Al-Qur’an sebagai “Abtar” (terputus).
Surat ini dimulai dengan kata “Inna" (sesungguhnya) yang menunjukkan
bahwa berita yang akan diungkapkan selanjutnya adalah sebuah berita yang besar
yang boleh jadi lawan bicara atau pendengarnya meragukan kebenarannya. Pendapat
lainnya bahwa penggunaan kata “kepadamu”pada ayat
ketiga menunjukkan bahwa anugerah Allah tersebut (berupa keturunan yang
banyak) tidak terkait dengan kenabian melainkan merupakan pemberian Allah
kepada pribadi Nabi Muhammad S.a.w. yang dikasihi-Nya.
Terdapat beberapa dalil yang mendukung bahwa dzurriyah (keturunan) Rasulallah S.a.w memang dilanjutkan melalui rahim Sayyidatuna Fatimah R.a dan bukan melalui anak lelakinya, diantaranya dalam surat Al-An’am 84-85 bahwa Al-Qur’an menganggap Nabi Isa A.s. sebagai dzurriyah Ibrahim meski pun Beliau A.s lahir dari Maryam (seorang perempuan keturunan Ibrahim A.s). Juga banyak hadits yang mengutarakan bahwa Rasulallah S.a.w memanggil Al-Hasan dan Al-Husain sebagai“anakku”.
Sejarah juga membuktikan bahwa dari rahim Siti Fathimah, Rasulallah S.a.w memperoleh dua orang cucu (putera) yang sangat dicintai Beliau S.a.w yaitu Sayyidina Hasan dan Al-Husain R.a. Kemudian setelah peristiwa Karbala maka satu-satunya anak lelaki yang tersisa dari keturunan Al-Husain yaitu Ali Awsath yang bergelar “Zainal Abidin” atau “As-Sajjad” (ahli sujud) kemudian beliau ini meneruskan keturunan Nabi S.a.w dari Imam Husain. Demikian juga keturunan dari Imam Hasan.
Terdapat beberapa dalil yang mendukung bahwa dzurriyah (keturunan) Rasulallah S.a.w memang dilanjutkan melalui rahim Sayyidatuna Fatimah R.a dan bukan melalui anak lelakinya, diantaranya dalam surat Al-An’am 84-85 bahwa Al-Qur’an menganggap Nabi Isa A.s. sebagai dzurriyah Ibrahim meski pun Beliau A.s lahir dari Maryam (seorang perempuan keturunan Ibrahim A.s). Juga banyak hadits yang mengutarakan bahwa Rasulallah S.a.w memanggil Al-Hasan dan Al-Husain sebagai“anakku”.
Sejarah juga membuktikan bahwa dari rahim Siti Fathimah, Rasulallah S.a.w memperoleh dua orang cucu (putera) yang sangat dicintai Beliau S.a.w yaitu Sayyidina Hasan dan Al-Husain R.a. Kemudian setelah peristiwa Karbala maka satu-satunya anak lelaki yang tersisa dari keturunan Al-Husain yaitu Ali Awsath yang bergelar “Zainal Abidin” atau “As-Sajjad” (ahli sujud) kemudian beliau ini meneruskan keturunan Nabi S.a.w dari Imam Husain. Demikian juga keturunan dari Imam Hasan.
Sayyidina Husain R.a sendiri memiliki
enam anak lelaki dan hanya satu yang selamat setelah peristiwa Karbala. Sedangkan
Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib K.w. memiliki sebelas anak lelaki, beberapa
diantaranya meneruskan keturunan. Hingga saat ini Alhamdulillah ada
banyak sekali dzurriyah (keturunan) Nabi
S.a.w dari Siti Fatimah R.a terutama melalui Ali Zainal Abidin As-Sajjad bin
Husein bin Ali bin Abi Thalib R.a dan kemudian menyebar di seluruh muka Bumi.
Bahkan dikatakan bahwa dzurriyah (keturunan)
Nabi S.a.w ini begitu banyaknya dibandingkan keturunan manusia lainnya.
Sebagaimana dikemukakan tadi bahwa kita sering baca di kitab-kitab sejarah atau sunnah Rasulallah S.a.w biografi para Nabi, nama-nama mereka serta nama datuk-datuknya, nama-nama keturunan mereka dan lain sebagainya, tidak lain semuanya ini disampaikan melalui riwayat serta tersimpan dengan rapi sampai sekarang. Tidak ada para sahabat atau tabi’in yang mencela atau menuduh semuanya itu! Apalagi pada zaman modern sekarang ini dengan adanya komputer dan internet lebih mudah untuk menemukan kembali sejarah dan riwayat-riwayat para Rasul, Nabi dan nasab keturunan Rasulallah S.a.w. yang telah ditulis oleh para ulama pakar.
Sebagaimana dikemukakan tadi bahwa kita sering baca di kitab-kitab sejarah atau sunnah Rasulallah S.a.w biografi para Nabi, nama-nama mereka serta nama datuk-datuknya, nama-nama keturunan mereka dan lain sebagainya, tidak lain semuanya ini disampaikan melalui riwayat serta tersimpan dengan rapi sampai sekarang. Tidak ada para sahabat atau tabi’in yang mencela atau menuduh semuanya itu! Apalagi pada zaman modern sekarang ini dengan adanya komputer dan internet lebih mudah untuk menemukan kembali sejarah dan riwayat-riwayat para Rasul, Nabi dan nasab keturunan Rasulallah S.a.w. yang telah ditulis oleh para ulama pakar.
Marilah
kita rujuk lagi ayat Ilahi dan hadits Rasulallah S.a.w berikut ini yang
berkaitan dengan keturunan:
~ Firman Allah S.w.t; “Surga ‘Adn mereka
masuk kedalamnya dan juga orang yang baik-baik dari bapak-bapak mereka dan
isteri-isteri mereka dan keturunan mereka”..
~ Juga firman-Nya; ‘Dan orang-orang yang
beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan. Kami
hubungkan/kumpulkan anak cucu mereka dengan mereka…dan seterus nya ‘.
(Ath-Thuur : 21). Dan masih ada lagi didalam firman-Nya yang menyebutkan
mengenai keturunan para Nabi.
~ Begitu juga hadits Rasulallah S.a.w,
dari Abu Sa’id Al-Khudri R.a katanya: “Mengapa masih ada beberapa kaum yang
mengatakan bahwa tali kekeluargaan Rasulallah Saw. tidak menguntungkan kaumnya
pada hari kiamat. Sungguh demi Allah bahwasanya tali kekeluargaan akan tetap
tersambung di dunia mau pun di akhirat. Wahai, sekalian manusia! Sesungguhnya
aku akan mendahului kamu sampai di Telaga Haudh” (HR Ahmad dan Al-Hakim dalam
shahihnya, Al-Baihaqi dan Thabrani dalam kitab Al-Kabir).
~ Al-Bazzar meriwayatkan hadits dari
Ibnu Abbas R.a. katanya: “Telah wafat seorang putri Safiah binti Abdul Muttalib
R.a, kemudian beliau berceritera yang kesudahannya beliau katakan: Kemudian
Rasulallah S.a.w berdiri, setelah mengucapkan hamdalah dan memuji kepada Allah
lalu bersabda: ‘Mengapa masih ada beberapa kaum yang menuduh
bahwa hubungan kerabatku tidak akan memberi manfaat, ketahuilah bahwa semua
kemuliaan dan keturunan akan terputus pada hari kiamat kecuali kemuliaan dan
keturunanku dan sesungguhnya tali kekeluargaanku akan tetap bersambung di dunia
mau pun akhirat’ ”. (Hadits ini dishahihkan oleh Al-hafidz
As-Sakhawi dan Ibnu Hajar dan disebutkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya dari
tiga jalur).
Allah S.w.t sendiri dalam Al-Qur’an
telah menetapkan suatu hukum kepada keturunan-keturunan yang beriman yang mana
mereka akan menyertai datuk-datuknya begitu juga yang diungkapkan dalam
hadits-hadits diatas. Rasulallah Saw. membantah keras bagi orang yang
beranggapan bahwa hubungan kerabat dan tali kekeluargaan Beliau S.a.w. akan
putus dan tidak memberi manfaat bahkan Beliau menguatkan perkataannya itu
dengan bersumpah Demi Allah…..
Lalu bagaimana dapat dipastikan keturunan
tersebut itu kalau tanpa adanya ketetapan nasab silsilahnya? Begitu juga hadits
Nabi Saw. yang termasyhur dan sebagai bukti-bukti lagi tidak terputusnya
keturunan Beliau S.a.w, yaitu akan munculnya Imam Al-Mahdi R.a pada akhir zaman
dan Imam ini dari keturunan Rasulallah S.a.w.
Kami sering bertanya-tanya mengapa yang
hanya sering dicela dan diganggu keturunan/cucu Nabi Saw. yang riwayatnya
banyak dalam hadits serta ditulis oleh ulama pakar ahli sejarah. Ada gerangan
apakah dibalik celaan atau tuduhan ini ? Kami berlindung pada Allah S.w.t atas
kebohongan golongan pencela atau pengingkar ini dan penolakan mereka terhadap
adanya keturunan Nabi S.a.w
Berikut beberapa khasiat surat Al-Kautsar
dalam kehidupan:
1. Jika saat hujan Anda membaca surat
Al-Kautsar kemudian dilanjutkan dengan memanjatkan do’a, maka semua do’a yang
kita panjatkan akan dikabulkan oleh Allah SWT.
2. Saat kita merasa sangat haus
tetapi tidak ada air yang dapat diminum, bacalah surat Al-Kautsar ini kemudian
gosoklah leher Anda maka rasa dahaga Anda akan hilang seketika meskipun tanpa
meminum seteguk air.
3. Surat Al-Kautsar ini dapat menjadi
obat penyakit mata seperti bengkak, berair, dan gatal-gatal. Caranya yaitu
dengan mengambil segelas air tawar kemudian bacakan surat Al-Kautsar sebanyak
10 kali diatas segelas air tawar tadi kemudian sapukan air itu kebagian mata
yang sakit maka InsyaAllah penyakit mata Anda akan sembuh.
4. Dapat menemukan letak sihir yang
diletakkan dalam rumah, caranya yaitu dengan membacakan surat Al-Kautsar ini
sebanyak 10 kali didalam rumah maka niscaya Anda dapat melihat dimana letak
sihir yang ada dalam rumah Anda.
5. Menambah rezeki baik itu dari segi
materi maupun dari segi kesehatan, caranya yaitu dengan membaca surat
Al-kautsar sebanyak 1000 kali secara rutin setiap hari maka niscaya rezeki Anda
akan semakin baik melalui ikhtiar bekerja dengan rajin. Inilah salah satu
rahasia di balik QS Al-Kautsar.
6. Jika seseorang rajin dan
merutinkan membaca surat Al-Kautsar setiap hari maka hati akan semakin tentram
dan lembut serta sholat kita akan semakin khusyu’.
7. Jika seseorang sedang mengalami
aniaya dan dipenjara maka bacalah surat Al-Kautsar sebanyak 71 kali maka Allah
akan segera menolongnya dan memberikan kemudahan untuk mengungkap kebenarannya.
8. Setiap orang yang membaca surat
Al-Kautsar meskipun satu kali maka Allah akan memberikan minuman kepadanya dari
air yang berasal dari sungai di syurga.
9. Jika sebelum tidur membaca surat
Al-Kautsar sebanyak 7 kali maka Allah akan membangunkannya di jam yang dia
inginkan.
10. Rahasia di balik surat Al-Kautsar
selanjutnya adalah jika setiap orang yang membaca surat Al-Kautsar berada pada
kondisi ketakutan maka Allah melindungi semua kebajikannya.
11. Jika membaca surat Al-Kautsar
sebanyak 3 kali sebelum menemui orang yang sangat ditakuti atau orang yang
membenci kita maka niscaya orang yang ditakuti itu akan menjadi lembut dan
luluh hatinya.
12. Dapat menyembuhkan orang sakit
yaitu dengan membacakan surat Al-Kautsar pada segelas air kemudian air itu
diminumklan kepada orang yang sedang sakit maka niscaya orang itu akan sembuh
dari penyakitnya.
13. Jika membaca surat Al-Kautsar
bersama dengan pasangan saat sholat tahajjud maka niscaya hubungan akan semakin
mesra dan menjadi pasangan yang sakinah mawaddah warohmah.
Itulah beberapa informasi seputar kekuatan
rahasia Surat Al-Kautsar yang sangat besar jika diamalkan oleh semua orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar